Kamis, 23 Februari 2012

Temaran Diujung Senja


     Tubuhku beranjak dari tempat tidur, cahaya redup yang memaksa masuk melalui celah-celah jendela kamarku seakan mengundangku untuk menikmati cahaya senja yang mulai berlari untuk pergi. Aku melangkah menuju jendela kamarku, kusibakkan tirai putih yang menari lembut karena terpaan angin sore itu dan cahaya senja pun dengan leluasa masuk kedalam kamarku, meski tak secerah biasanya namun cahaya senja sore ini cukup berhasil menyilaukan mataku yang baru terbuka dari keindahan dunia mimpi.
    
     “apa kamu bahagia?” pertanyaan itulah yang selalu aku lontarkanan pada diriku sendiri, dan aku tak pernah tau jawabannya. Yang pasti aku berbeda dengan gadis diluar sana, mereka bisa tertawa dengan lepas tanpa ada beban disenyum mereka. Tapi aku.. aku harus menyenbunyikan bebanku dalam senyumku. Dulu aku bisa seperti gadis lainnya diluar sana, tapi semakin kesini aku tak bisa melakukan itu karena kesedihan yang teramat dalam yang kurasakan hingga untuk tertawa lepaspun aku tak mampu, hanya senyumlah yang bisa mewakilinya.
     “Ha Nia… kamu udah bangun?? Hari ini kamu tidur pules banget, aku sampai nggak tega banguninnya”
     “sorry.. En Gie… mungkin aku kelelahan”
Raut muka En Gie langsung berubah muram mendengar jawabanku “apa kamu akan menyerah Ha Nia…?” En Gie menatapku dengan iba.
     Aku tersenyum padanya “enggak En Gie…  aku nggak akan menyerah pada tubuh ini” aku langsung memeluk tubuh En Gie.. Aku bahagia mempunyai sahabat seperti dia, dia selalu ada untukku bahkan dia rela meninggalkan keluarganya untuk tinggal bersamaku agar bisa menjagaku. Sekeras apapun aku menyuruhnya pulang dia selalu menolaknya.
***
    
      “Ha Nia.. hari ini kamu pulang sendiri ngak apa-apakan” tanya En Gie padaku dengan lembut seusai mengikuti mata kuliah kami yang terakhir.
     “hey.. En Gie... aku bukan anak kecil yang harus selalu dikawal sama mamanya… jadi santai aja, kalau bisa sech sekali-kali kamu nginep dirumahmu sendiri kasian orang tua kamu pasti kangen”
     “no… aku nggak akan ninggalin kamu sendirian Ha Nia…” jawabnya sambil melotot padaku   
     “oke aku jalan ya.. jaga diri baik-baik selama aku nggak ada Ha Nia” En Gie pun segera berlalu dari pandanganku.
    
     Terkadang aku merasa En Gie terlalu over protectif terhadapku, bahkan dia nggak bisa meninggalkanku lama-lama dengan rasa nyaman pada dirinya, seolah-olah aku akan melakukan  bunuh diri dan lenyap dari dunia ini saat dia lengah untuk mengawasiku dan dia nggak ingin hal itu terjadi. tapi itulah yang membuatku semakin sayang pada En Gie sahabat terbaikku dari kami masih sama-sama memakai sragam Play Group.
     
     Sepergian En Gie.. aku masih duduk manis di taman kampus, ketenangan dan kesendirian adalah hal yang saat ini membuatku nyaman. Pandanganku jauh menerawang pohon-pohon yang berdiri kekar, daun-daunnya yang menari-nari dengan diiringi desiran angin yang bertiup pelan. Kedamaian itu nggak berlangsung lama sampai terdengar deheman seseorang yang berhasil membuatku terlonjak karena kaget, aku langsung menoleh kearah suara itu dan jantungku makin berdetak dengan cepat saat aku mendapati seseorang dengan tubuh tegap dan mempunyai paras yang tampan tengah berdiri disamping kursi panjang yang aku duduki.
     “melamun bukanlah hal yang baik untuk seorang gadis” kata cowok itu sambil melangkahkan kakinya yang panjang dan duduk disebelahku.
    
     Ini pertama kalinya dia menatapku dan berbicara padaku sebagai seorang teman selama beberapa tahun aku mengenalnya. Namanya adalah Kim Hyun, dia mempunyai otak yang cerdas sehingga dia dikenal sebagai cowok jenius, selain mempunyai wajah yang tampan dia juga berparas kalem dan tertutup kepada orang lain. Semua kelebihannya itulah yang membuat Kim Hyun digilai oleh gadis-gadis.



     “apa yang sedang kamu fikirin??” tanyanya lagi dengan pandangan lurus kearah pepohonan.
     “ah enggak…?” jawabku pelan masih nggak percaya Kim Hyun mengajakku ngobrol.
     “kamu sekarang berbeda ya, jadi pendiem, jarang bergaul dan aku juga jarang melihatmu tertawa, nggak seperti dulu, kemana perginya Ha Nia yang periang, konyol dan selalu gangguin hidupku??”
     “waktu terus berjalan Kim Hyun.. ada kalanya orang harus berubah” jawabku dengan lesu.
Mendengar jawanku, Kim Hyun langsung menoleh menatapku dan memperlihatkan senyumnya yang begitu indah, aku makin bingung dan salah tingkah mendapatinya sedang menatapku, aku berpikir ulang apa ada yang salah dengan jawabanku tadi.
     “jawabanmu cukup berat untuk seorang Ha Nia yang  selalu ceroboh” kata Kim Hyun dengan nada meledek dan masih dengan senyum indahnya.


***
    
     Entah setan apa yang tengah merasuki Kim Hyun sehingga sekarang dia mau menoleh kepadaku meski menurutku itu terlambat. Setelah beberapa tahun yang lalu  aku mengejarnya tapi tak ada respon sedikitpun darinya dan kini semua seperti terbalik. Ditaman kampus itulah awal dari keakrapanku dengan Kim Hyun, dia selalu datang menjemputku untuk kekampus dan menghabiskan waktunya untuk bersamaku. Sebenarnya aku amat sangat senang bahwa orang yang bertahun-tahun aku sayangi memberi respon yang baik sekarang ini, tapi semua telah berbeda, nggak ada yang bisa aku perbuat selain berterima kasih padanya.
    
      Hari ini adalah hari selasa, seperti biasanya En Gie harus pulang untuk kerumah. En Gie pun berpamitan kepadaku dan sudah pasti aku mengizinkannya.
     “En Gie.. entar malem kamu nginep dirumahmu aja, kata Ha Nia kamu nggak pernah mau nginep dirumahmu karena kamu nggak mau ninggalin Ha Nia sendirikan, jadi soal Ha Nia serahkan padaku, selama kamu pulang kerumah aku akan menemaninya” kata kim Hyun saat En Gie mau berangkat pulang ke rumahnya.
     “kamu janji akan menjaga Ha Nia, Kim Hyun?” tanya En Gie dengan muka garangnya dan menatap kim Hyng dengan galak.
     “iya… aku akan menjaganya… janji…” jawab Kim Hyun dengan senyum mengejek En Gie.
     “kalian ini apa-apaan sech… kayak aku anak kecil aja… nggak lucu ih..” timpalku tanpa ekspresi. Mendengar ucapanku En Gie langsung cemberut dan melangkah keluar rumah sedangkan Kim Hyun tersenyum puas melihat En Gie frustasi.
     “hari ini aku nginep disini” kata Kim hyun sambil menyalakan televisi.
     “terserah” jawabku dengan cuek dan berlalu kekamarku. Kedekatannya kepadaku membuatku semakin sakit, karena aku sadar bahwa aku tak akan pernah bisa memilikinya.
***
    
     Entah kenapa didalam kamar air mataku tak dapat kubendung, tanpa permisi air mataku terus menerus membasahi pipiku, mataku mulai terasa bengkak karena terlalu lama menangis, bahkan tubuhku mulai terasa lemas karena sesenggukan terus.
     “Tuhan… kenapa semua seperti ini….” Desahku pelan masih dengan terisak
     “nggak seharusnya kamu menyalahkan Tuhan”          
           ****
 Lanjoet yee....   
»»  Lanjut yee.....

Minggu, 22 Januari 2012

Cinta Maniez #part 5

 Hi Guyz ini lanjutan dari Kisah Maniez, yang belum ngikutin dari awal coba di lirik dulu :
Cinta maniez #part1

Cinta Maniez #Part2
Cinta Maniez #Part 3
Cinta Maniez #Part 4
So, pantengin teruz ye...
  “ee.. hay…” jawab mayniez dengan gugup karena terkejut
  “sorry… bikin kamu nunggu panas-panasan disini” ucap bisma dengan penuh sesal, bisma menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 15.30 WIB, “kamu nggak keperpus lagi hari ini??”
Mayniez menggelengkan kepalanya pelan “aku takut, kamu mau buru-buru pakai hp kamu”
  “oke kita bicara didalem aja disini panas banget”  tanpa menunggu jawaban dari mayniez, bisma langsung  meraih lengan mayniez dan menggandengnya masuk kedalam sekolah, bisma mengajak mayniez menuju taman sekolah.
  “ nech hp kamu” mayniez menyodorkan hp ke bisma, “thanks atas tumpangannya, atas hpnya dan sorry telat balikin hpnya”
   “santai aja… gue..eechh.. aku seneng kok bisa nganter kamu pulang”
  “udah biasa aja bis…loe-gue aja nggak usah pake’ aku –kamu”
  “nggak ach…aku nyaman kok kayak gini”
“serius..!!!!” mayniez menatap bisma heran
  “iya..  dan itu karena… aku sayang sama kamu”
Mayniez yang terkejut mendengar kata-kata bisma langsung menundukkan wajahnya.
  “mungkin ini terlalu cepat buat kamu mannis… tapi…enggak buat aku… empat bulan aku memendam rasa ini dan hanya bisa menjadi pecundang yang bisanya Cuma ngliat kamu belajar diperpus, nitip salam ke oey buat kamu meski selalu kamu cuekin, sepulang sekolah nunggu kamu selesai dari perpus baru aku juga pulang karena aku… ”belum selesai bisma melanjutkan kalimatnya langsung dipotong oleh mayniez
  “are you serious with what you say???” mayniez menatap bisma dengan perasaan tak percaya
  “yeeaa…I’m serious mayniez… and I’m also serious with my feelings to you”
   “sorry if I made you disappointed  bisma…but…”
   “ssttt…aku tau apa yang kamu fikirkan mayniez…orang berpacaran itu tidak selalu membuat terlena dalam bidang prestasi semua itu tergantung dari diri masing-masing, yang pasti jika kita menjadi teman dekat, ehm.. pacaran.. akulah orang yang pertama kali memberikan semangat untuk kamu belajar dan akulah orang yang akan selalu menemanimu dalam meraih beasiswa itu, aku nggak akan membiarkan kamu gagal mendapat beasiswa itu mayniez… dan aku akan berusaha untuk menjadi cowok yang baik untuk kamu” Ucap bisma meyakinkan gadis lembut yang membuat hatinya tak menentu itu.
»»  Lanjut yee.....

Cinta Maniez #part 4

Dikantin oey baru cerita tentang bisma. Bisma adalah murid pindahan dari SMA NUSA tapi bisma bukan termasuk anak baru lagi disekolahnya karena bisma sudah hampir lima bulan disekolahnya. Dan ternyata bisma inilah yang beberapa bulan belakangan ini yang selalu menitipkan salam kepada oey  buat mayniez dan selalu mayniez menanggapinya dengan cuek. Mayniez memang  sering mendengar temen-temen perempuan dikelasnya membicarakan anak baru itu, mayniez  juga tau kalau anak baru itu sekarang tengah digandrungi oleh para murid perempuan disekolahnya. Tapi mayniez tidak pernah tau bahkan tidak pernah mau tau yang mana anak baru itu.Mayniez Cuma tau kalau dia harus belajar untuk mendapatkan beasiswa kuliah keluar negri seperti yang diinginkan alm. Ayahnya.
 Sepulang sekolah mayniez langsung merebahkan badannya ditempat tidur, perlahan matanyapun terpejam ditemani udara yang sayup-sayup masuk kekamarnya melalui jendela dan membuat tirai-tirai jendela kamarnya yang putih pun menari-nari kecil.
  *jangan pergi-pergi lagi…aku tak mau sendiri… temani aku…tuk sebentar saja…biar aku tak kesepian…*
Lagu milik Viera itu mengalun indah, dialam setengah sadarnya mayniez menikamati alunan indah lagu itu, tapi untuk beberapa saat mayniez pun terperanjat dari tidurnya. Alunan lagu milik viera itu masih terdengar manis ditelinganya, mayniez bingung karena itu bukan ringtone hpnya, mayniez mencari arah suara itu dan suara itu berasal dari dalam tasnya yang kemarin dia pakai kesekolah. Mayniez membuka tasnya dan didapatinya hp yg terbungkus plastik obat itu berdering karena ada sms masuk. Ternyata itu adalah hp yang dipinjamkan bisma semalem, karena semalem diserang rasa dingin mayniez lupa mengembalikannya. Mayniez terpaku menatap layar hp itu yang bertulis “my mom”. Maynies berniat untuk membuka sms itu siapa tau itu sms dari bisma, tapi dia ragu karena itu hp bisma takutnya sms itu memang dari mamanya bisma dan privasi. Setelah beberapa menit mayniez bergelut dalam keraguannya akhirnya diapun bertekat membuka sms itu dengan  harapan itu sms dari bisma.

Met soree mayniez.. Tumben hari  ini aku nggak ngliat kamu diperpus, apa kamu baik-baik aja??
Bisma
Setelah membaca sms itu dengan cepat mayniez meraih hpnya, dan jari-jarinya mulai menari diatas tuts-tuts hpnya, setelah  mayniez mengetik nomer hp mamanya bisma, mayniez pun menekan tuts send
“Yaa.. aku baik-baik aja, hari ini aku memang nggak keperpus lagi pengen istiraat sejenak, sorry semalem aku lupa nggak ngembaliin hp km, sorry juga aku lancang buka sms kamu, tapi suer.. Cuma sms ini aja kok.. aku nggak buka-buka yang laen”
“hehehe…iya nggak apa-apa kok lagian nggak ada yang penting di hp aku, ehhmm… mayniez sorry yaa.. boleh nggak kalau besok hpnya aku ambil”
“ooohhh iyaa tentu aja… besok pagi hp km akan aku titipin ke oey… km udah kenal kan sama dia??”
“aku udah kenal sama oey, tapi kalau nggak keberatan  besok aku pengen ambil hp aku langsung dari km, so… besok aku tunggu didepan gerbang sekolah ya..”
“ehmm… didepan gerbang yaa…  eee…oke besok sepulang sekolah didepan gerbang ya bis..”
“oke… maynies… met istiraahat… see you..”
 ***
Lima belas menit telah berlalu tapi bisma belum muncul juga, mayniez tetap berdiri didepan gerbang sekolah dengan ditemani terik panas matahari sore yang menjamah kulitnya. Panasnya udara Jakarta ditambah dengan asap mobil yang tak pernah henti lalu-lalang membuat butiran-butiran keringat mulai keluar dari kulitnya. Maynies mulai merasakan pegal pada kakinya,  terasa semut-semut kecil mulai merasuk pada sel-sel kakinya. Mayniez menyandarkan tubuhnya pada gerbang sekolah saat ada seorang teman menyapanya.
  “manis ngapain panas-panasan disini, nunggu siapa loe??” tanya randy temen satu angkatan mayniez
  “hay ran… gue lagi nunggu…ee bisma” jawab mayniez agak malu
   “ooo bisma… okey entar kalau gue ketemu bisma, gue suruh dia buru-buru kesini”
  “thanks ran…”
  “siiiiip… bye manis” randy pun berlalu masuk menuju kedalam sekolah.
Tak lama kepergian randy, dari arah dalam sekolah bisma lari menuju gerbang sekolah, bisma clingukan mencari mayniez. Bisma melangkah pelan kearah mayniz yang sedang bersandar diujung pagar sekolah.
Dikantin oey baru cerita tentang bisma. Bisma adalah murid pindahan dari SMA NUSA tapi bisma bukan termasuk anak baru lagi disekolahnya karena bisma sudah hampir lima bulan disekolahnya. Dan ternyata bisma inilah yang beberapa bulan belakangan ini yang selalu menitipkan salam kepada oey  buat mayniez dan selalu mayniez menanggapinya dengan cuek. Mayniez memang  sering mendengar temen-temen perempuan dikelasnya membicarakan anak baru itu, mayniez  juga tau kalau anak baru itu sekarang tengah digandrungi oleh para murid perempuan disekolahnya. Tapi mayniez tidak pernah tau bahkan tidak pernah mau tau yang mana anak baru itu.Mayniez Cuma tau kalau dia harus belajar untuk mendapatkan beasiswa kuliah keluar negri seperti yang diinginkan alm. Ayahnya.
 Sepulang sekolah mayniez langsung merebahkan badannya ditempat tidur, perlahan matanyapun terpejam ditemani udara yang sayup-sayup masuk kekamarnya melalui jendela dan membuat tirai-tirai jendela kamarnya yang putih pun menari-nari kecil.
  *jangan pergi-pergi lagi…aku tak mau sendiri… temani aku…tuk sebentar saja…biar aku tak kesepian…*
Lagu milik Viera itu mengalun indah, dialam setengah sadarnya mayniez menikamati alunan indah lagu itu, tapi untuk beberapa saat mayniez pun terperanjat dari tidurnya. Alunan lagu milik viera itu masih terdengar manis ditelinganya, mayniez bingung karena itu bukan ringtone hpnya, mayniez mencari arah suara itu dan suara itu berasal dari dalam tasnya yang kemarin dia pakai kesekolah. Mayniez membuka tasnya dan didapatinya hp yg terbungkus plastik obat itu berdering karena ada sms masuk. Ternyata itu adalah hp yang dipinjamkan bisma semalem, karena semalem diserang rasa dingin mayniez lupa mengembalikannya. Mayniez terpaku menatap layar hp itu yang bertulis “my mom”. Maynies berniat untuk membuka sms itu siapa tau itu sms dari bisma, tapi dia ragu karena itu hp bisma takutnya sms itu memang dari mamanya bisma dan privasi. Setelah beberapa menit mayniez bergelut dalam keraguannya akhirnya diapun bertekat membuka sms itu dengan  harapan itu sms dari bisma.

Met soree mayniez.. Tumben hari  ini aku nggak ngliat kamu diperpus, apa kamu baik-baik aja??
Bisma
Setelah membaca sms itu dengan cepat mayniez meraih hpnya, dan jari-jarinya mulai menari diatas tuts-tuts hpnya, setelah  mayniez mengetik nomer hp mamanya bisma, mayniez pun menekan tuts send
“Yaa.. aku baik-baik aja, hari ini aku memang nggak keperpus lagi pengen istiraat sejenak, sorry semalem aku lupa nggak ngembaliin hp km, sorry juga aku lancang buka sms kamu, tapi suer.. Cuma sms ini aja kok.. aku nggak buka-buka yang laen”
“hehehe…iya nggak apa-apa kok lagian nggak ada yang penting di hp aku, ehhmm… mayniez sorry yaa.. boleh nggak kalau besok hpnya aku ambil”
“ooohhh iyaa tentu aja… besok pagi hp km akan aku titipin ke oey… km udah kenal kan sama dia??”
“aku udah kenal sama oey, tapi kalau nggak keberatan  besok aku pengen ambil hp aku langsung dari km, so… besok aku tunggu didepan gerbang sekolah ya..”
“ehmm… didepan gerbang yaa…  eee…oke besok sepulang sekolah didepan gerbang ya bis..”
“oke… maynies… met istiraahat… see you..”
 ***
Lima belas menit telah berlalu tapi bisma belum muncul juga, mayniez tetap berdiri didepan gerbang sekolah dengan ditemani terik panas matahari sore yang menjamah kulitnya. Panasnya udara Jakarta ditambah dengan asap mobil yang tak pernah henti lalu-lalang membuat butiran-butiran keringat mulai keluar dari kulitnya. Maynies mulai merasakan pegal pada kakinya,  terasa semut-semut kecil mulai merasuk pada sel-sel kakinya. Mayniez menyandarkan tubuhnya pada gerbang sekolah saat ada seorang teman menyapanya.
  “manis ngapain panas-panasan disini, nunggu siapa loe??” tanya randy temen satu angkatan mayniez
  “hay ran… gue lagi nunggu…ee bisma” jawab mayniez agak malu
   “ooo bisma… okey entar kalau gue ketemu bisma, gue suruh dia buru-buru kesini”
  “thanks ran…”
  “siiiiip… bye manis” randy pun berlalu masuk menuju kedalam sekolah.
Tak lama kepergian randy, dari arah dalam sekolah bisma lari menuju gerbang sekolah, bisma clingukan mencari mayniez. Bisma melangkah pelan kearah mayniz yang sedang bersandar diujung pagar sekolah.
  “mayniez…” panggil bisma dengan lembut
 
 
»»  Lanjut yee.....

Cinta maniez #part 3

Pagi itu mayniez berangkat kesekolah dengan lemas karena badannya kurang vit gara-gara kehujanan semalem ditambah kurang tidur pula. Mayniez berjalan dengan lesu kekelasnya, didalam kelas nampak temen-temennya sudah banyak yang datang, mayniez langsung menuju tempat duduknya. Karena tak tahan menahan kantuk mayniez pun merebahkan kepalanya diatas meja, tak perlu waktu yang lama matanya pun terpejem. Dalam beberapa menit mayniez pun larut dalam tidurnya yang lelah, hingga akhirnya salah satu sahabatnyanya  mengagetkannya, dengan spontan mayniez pun terbangun dari tidurnya.
   “oey... loe nggak ada kerjaan lain apa selain gangguin gue tidur..???” ucap mayniez dengan nada  kesel
   “tidur...!!! tidur tu dirumah, bukan disekolah, sekolah tu tempat buat belajar” oey senyum-senyum gaje menatap muka mayniez yang lesu karena ngantuk.
   “yee... sok pinter  lagi.. semalem gue pulang larut banget gara-gara ajakan loe nonton pensi, hufftt nyesel gue ngikutin ajakan loe...dasar racun...”
Mendengar ucapan mayniez, oey pun tertawa terpingkal-pingkal dan itu makin membuat muka mayniez tambah manyun.
   “tapi loe seneng kan...??” ucap oey dengan nada meledek
   “what??? Nggak salah nanya nech loe??? Loe bayangin aja ya sahabat gue oey yang cuaantiik... Mana ada coba orang yang seneng pulang kemaleman ditambah ujan gede banget, nggak ada angkutan umum pula, kurang lengkap apa coba derita gue!!!”
   “wah... romantis donk..!!!” oey menyikut lengan mayniez
   “apa sech maksud loe??? Aneh dech...” mayniez mengerutkan keningnya dan menatap aneh kearah oey
  “semalem loe pulang sama cowok... hayoo ngaku siapa tuch.... gebetan baru loe ya??? Songong ih gak crita-crita ke gue”
  “gebetan...gebetan dari hongkong...!!! tau dari mana loe semalem gue pulang sama cowok??” tanya mayniez
   “loe tau kan kalau gue sebagai sahabat loe yang super duper imut ini tue sayang sama loe jadi semalem gue hubungi hp loe tapi nggak aktif jadi gue telpon rumah loe dech dan nyokap loe bilang loe udah pulang dianter sama temen cowok loe”
  “au’ ach’ lap… Kantin aja yok” mayniez langsung berdiri dari  kursinya dan menarik lengan  sahabatnya itu.
Saat melewati lapangan sekolah  tak sengaja mata mayniez menatap seorang cowok yang nggak asing  lagi buatnya tengah bermain basket dilapangan sekolahnya, langkah mayniez pun terhenti dengan cepat. Oey yang bingung dengan tingkah mayniez pun mengikuti arah tatap mata mayniez, oey menggelengkan kepalanya dan mencibirkn bibirnya saat tau apa yang membuat temennya itu tercengang.
Oey mendesah pelan “bisma…???”
  “loe kenal???” mayniez langsung menatap wajah oey dengan wajah penasarannya. Oey tidak menjawab pertanyaan mayniez, dia malah ngeloyor menuju kantin.
»»  Lanjut yee.....

Cinta maniez #part 2

Saat suara motor itu menderu mayniez pun tersentak dan langsung berdiri dari duduknya.
   “eeeee tunggu...” teriak mayniez
Dengan cepat cowok itupun menoleh kearahnya “yaa...”
   “eehhmm... loe kearah mana??” tanya mayniez ragu-ragu
   “kita tetangga kok... beda blok aja..”jawab cowok itu tenang
   “tetangga??? Gue nggak ngrasa punya tetangga kayak nie cowok ya!!!” bisiknya dalam hati. “eee... gue boleh liat ktp, kartu nama atau apalah..yang tercantum identitas loe nggak???” tanya mayniez dengan polos.
 Cowok itu menahan tawa dan tersenyum geli mendengar pertanyaan mayniez, “ hey nona... loe mau nebeng gue pulang.. bukan mau gue ajak lintas benua yaa..” jawab cowok itu dengan nada meledek.
    “yaa tapi kan... gue belum kenal sama loe...”
karena sudah tidak bisa menahan tawa setelah mendengar ucapan mayniez, cowok itupun tertawa terpingkal-pingkal
    “oke-oke... nama gue bisma...jadi sekarang loe udah kenal gue kan??” kata cowok itu masih dengan sedikit tawa
   “yaa nggak gitu juga maksud gue...” mayniez masih nampak bingung
   “udah dech... sekarang udah hampir jam 11 malem nech... kalaupun entar gue melaju nggak kearah rumah loe, loe tinggal teriak minta tolong, itupun kalau masih ada orang ya yang mau nolongin loe yaa” suara bisma terdengar meledek dan bisma mendapati muka mayniez makin tegang dan bibirnya pucat  menahan dinginnya udara malam itu, bisma pun jadi nggak tega, “loe bisa telpon keluarga loe kan kalau gue ada itikat yang menurut loe nggak baik” imbuh bisma.
   “hp gue lowbat” jawab mayniez dengan suara bergetar menahan dingin
Dengan cepat bisma meraih hpnya dari kantong celana, hp itu terbungkus plastik putih yang biasanya dipakai dokter  buat tempat obat. Plastik transparan itu nampak pas untuk ukuran hpnya. Bisma menyodorkan hpnya kearah mayniez. “ neech.. kalau loe ngrasa terancam sama gue, entar loe bisa hubungi keluarga loe pakek hp gue” suara bisma terdengar tulus.
Dengan ragu-ragu mayniez menerima hp bisma dan dia mendekat kearah bisma dan mulai duduk diatas motor ninja hijau itu. Bisma melajukan motornya dengan santai karena selain jalanan licin, juga karena dia dan mayniez tidak memakai jacket jadi udara malam yang bercampur dengan derasnya hujan itu tidak terlalu menusuk-nusuk badan mereka.
Mayniez duduk dibelakang bisma masih was-was tapi makin lama dia makin merasa lega karena jalan yang dituju bisma memang kearah rumahnya. Setelah beberapa menit perjalanan yang terasa begitu lama buat mayniez akhirnya dia telah tiba didepan rumahnya, dengan cepat dia pun turun dari motor.
   “thanks bis....” suaranya terdengar lirih karena kalah bersaing dengan suara hujan
"yupz....segera masuklah ujan makin deras....bye...” bisma pun langsung memutar motornya dan berlalu dari rumah mayniez, dan mayniez pun buru-buru berlari menuju kedalam rumah.
»»  Lanjut yee.....

Cinta maniez #part 1


ujaaan... nyebelin banget sicchh...” gerutu mayniez dengan tampang keselnya, ditengah hujan yang lebat mayniez mondar-mandir berharap hujan akan segera reda karena mendadak penyakit takutnya kambuh. Di halte mayniez seorang diri,  jalanan nampak sepi ditambah hujan yang lebat rasa iseng makin merayap kesekujur tubuhnya. Sebentar-sebentar mayniez menengok kearah ujung jalan berharap akan segera ada bis yang muncul. Mayniez menatap jam tangannya dan waktu sudah menunjuk pukul 22.15 wib. Mayniez meraih hp yang berada disaku baju seragamnya, dia terus mencoba menyalakan hp’nya berharap ada keajaiban yang membuat hp’nya nyala dan dia bisa menghubungi siapapun yang ada di contact hp’nya dan bisa mengantarkannya pulang. Tapi harapannya sia-sia hp’nya yang udah mati karena lowbat itu sudah benar-benar sekarat hingga nggak mungkin buat nyala lagi. Dengan putus asa mayniez memasukkan hp’nya kedalam tasnya dan dia menghempaskan dirinyanya ke tempat duduk yang tersedia dihalte.
Dengan tatapan kosong dia menatap kearah jalan yang basah diguyur air hujan, beberapa sepeda motor melintas dijalan itu tapi nggak ada yang dia kenal dan bisa dimintai tumpangan. Hingga ada sebuah motor ninja RR berwarna hijau muda berhenti di halte itu, pengendara motor itu sama seperti mayniez yang masih memakai seragam abu putih bedanya baju cowok itu sudah basah dengan air hujan. Cowok itu  melepaskan helmnya sehingga rambutnya pun ikut basah terkena air hujan, dan menatap mayniez yang masih melamun menatap jalan raya, karena mayniez terlalu asik dengan lamunannya mayniez pun tidak menyadari kedatangannya.
   “hallow...” sapa cowok itu yang masih diatas motor “heeeyyyy...” ulang cowok itu tapi mayniez masih belum juga menyadari kalau dirinya tengah dipanggil, akhirnya cowok itu menaikkan volumenya bisa dibilang malah berteriak “ hey girl...” seketika mayniez tersentak dan tersadar dari lamunannya. Mayniez menatap kaget dan bingung kearah cowok itu. Cowok itu tersenyum menahan tawa melihat ekspresi mayniez yang terlihat kocak dimatanya.
   “perlu tumpangan????” tanya cowok itu
Mayniez menggelengkan kepalanya dengan pelan dan ragu.
   “yakin...???” tanya cowok itu lagi dengan ekspresi meledek
   “ya.. terima kasih..” suara mayniez terdengar bergetar
   “oke...kalau gitu.. eehhm mungkin loe lupa kalau mulai hari ini angkutan umum hanya beroprasi melewati jalan ini sampai jam 9 malem aja, jadi saran gue kalau loe masih mau naik bis atau angkot loe harus jalan menuju jalan raya utama” kata cowok itu tenang.
Seketika fikiran mayniez melayang menuju jalan raya utama, membayangkan jauhnya jarak jalan itu dari halte “gila... jalan raya utama?? Bisa gempor gue jalan kesana..!! bodohnya gue...kenapa bisa lupa kalau hari ini mulainya peraturan baru buat angkutan umum” seru mayniez dalam hati. Sementara mayniez larut dalam fikirannya, cowok itu memakai helmnya lagi dan siap untuk menyalakan motor



»»  Lanjut yee.....
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...